SHITO

Minggu, 12 Desember 2010

Tema: Percintaan
Tokoh:
1. Dito
2. Shiren
3. Chika
Di perjalanan menuju kampung halaman mamanya, Dito hanya berdiam diri. Tiba-tiba mamanya berbicara.
“maafkan mama, dit”
Dito yang sudah mendengar kata maaf itu lebih dari 20 kali sudah muak mendengarnya.
“Dito, kamu baik-baik saja kan?”
“Dito baik-baik saja, ma”
“maafkan mama karena sudah gagal, dit”
“lagi-lagi minta maaf !” pikir Dito kesal
Dito masih ingat saat ia dan mamanya memergoki papanya sedang berselingkuh dengan wanita lain. Mamanya langsung marah-marah ke papanya dan dengan spontan mamanya meminta untuk bercerai.
“Dito kita sudah sampai” ujar mamanya membuyarkan lamunan Dito.
Dito melihat sebuah rumah tua yang lama tak dihuni di depan matanya. Dia pun langsung membantu mamanya mengangkat barang-barang mereka ke dalam rumah tersebut.
            Malam yang sunyi, Dito terbaring lelah di kamarnya yang baru.
“kamar ini sangat berbeda dengan kamarku yang dulu” pikirnya. Karena terlalu kelelahan ia pun tertidur dengan nyenyak.
Di pagi hari yang cerah, Dito bergegas pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Ia telah di beritahu oleh mamanya dimana letak sekolahnya yang baru. Ketika ia tiba di sekolahnya itu ia telah di  sambut oleh kepala sekolah, Dito pun mengikuti jalan kepala sekolah tersebut dan terhenti di sebuah kelas yang tertulis 2 Fisika 3.
“nah ini kelasmu silakan masuk nak, saya sudah memberi tahu guru yang sedang mengajar bahwa ada anak baru” ujar kepala sekolah
Ditopun masuk dan memperkenalkan diri, setelah itu pelajaran pun di mulai .
TEETTTTT
bel pulang sekolah berbunyi Dito pun bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Sesampai di rumah ia tak melihat mamanya.
“mungkin ke puskesmas” pikirnya
Ia tau bahwa mamanya akan bekerja sebagai dokter di kampung yang sekarang ia tinggal.
Hari-hari pun berlalu dengan cepat, Dito sudah terbiasa dengan kampung dan sekolahnya sekarang. Namun suatu hari saat istirahat ia tak ingin ke kantin maka ia pun mencoba untuk melihat-lihat sekolahnya sekarang. Ia berjalan ke arah belakang sekolah, ia terkejut melihat sebuah padang ilalang yang luas terbentang di belakang sekolahnya. Yang lebih mengejutkannya lagi ia melihat seorang cewek sedang duduk sambil membaca buku. Ia pun mendekati cewek tersebut. Cewek itu pun terkejut dengan kedatangan Dito.
“maaf kalo aku sudah membuatmu terkejut” ujar Dito
“oohh gak apa-apa kok” jawab cewek itu sambil tersenyum
“apa yang kamu lakukan disini sendirian?”
“aku sedang membaca buku, kamu sendiri ngapain?”
“kalo aku sih lagi iseng lihat-lihat sekolah eehh gak taunya nemuin padang ilalang ini di belakang sekolah”
“oohhh”
mereka berdua pun terdiam, tiba-tiba bel masuk pun berbunyi. Gadis itu pun menengok ke kanan dan kiri. Dito pun heran dan bertanya
“kenapa?”
“ohh gak apa-apa kok, kamu gak masuk ke kelas?”
“kamu sendiri?”
Tiba-tiba ada seorang cewek datang dengan nafas terengah-engah.
“Shiren !!! maafkan aku telat !!”
“oohh gak apa-apa kok, ohh iya aku perkenalkan ini temanku Chika”
“aku Dito, nama kamu sendiri?”
“ohh iya aku Shiren, Dito kami ke kelas dulu ya. kamu juga cepat masuk ke kelasmu”
Chika pun mengeluarkan sebuah kursi roda dan membantu Shiren untuk duduk di kursi roda itu. Dito pun terpaku melihat kejadian itu.
            Semenjak Dito bertemu Shiren di padang ilalang itu Dito pun menjadi sering pergi ke padang ilalang itu dan bermain bersama Shiren ia tak menyangka ternyata Shiren adalah teman yang enak untuk di ajak ngobrol. Suatu hari Dito mengajak Shiren pergi ke pantai, Dito meminta izin ke orang tua Shiren dengan susah payah tapi pada akhirnya di bolehkan oleh orang tua Shiren. Setiba di pantai Shiren bertanya “Dito ngapain kamu mengajakku ke pantai?”
“ Saat kamu ulang tahun kemarin aku tak memberimu hadiah jadi aku mengajakmu ke pantai sebagai hadiah ulang tahunmu dariku” jawab Dito
“ohhh, terima kasih ya dit”
“iya sama-sama, tapi bisakah kamu menutup matamu?”
“iyaiya”
Shiren mengikuti langkah Dito dan terhenti di suatu tempat. Dito pun berkata “ sekarang kamu bisa membuka matamu”
Shiren terpaku melihat apa yang ada di depan matanya. Terlihat hamparan pasir yang luas dan matahari yang sedang tenggelam. Air mata Shiren tak bisa di hentikan ia menangis bahagia.
“Pemandangan ini yang sangat ingin aku lihat, terima kasih Dito kau telah memberiku hadiah terindah” pikir Shiren
Dito tau bahwa Shiren sangat ingin melihat sunset, maka ia putuskan untuk membawanya ke pantai saat matahari akan tenggelam.
“Shiren coba kau lihat pasir yang ada di sebelah kananmu” ujar Dito tiba-tiba
Shiren pun melihat pasir yang ada di sebelah kanannya, ia terkejut dengan apa yang ia lihat. Di pasir itu tertulis “SELAMAT ULANG TAHUN SHIREN by Dito”
 “terima kasih Dito” ujar Shiren tersenyum dengan bahagia. Ulang tahun yang ke 17 ini sangat berkesan baginya.
            Hari-haripun berjalan seperti biasa, Dito dan Shiren selalu bermain di padang ilalang saat istirahat. Namun sudah seminggu Shiren tak kelihatan di padang ilalang saat istirahat. Dito pun heran dan bertanya tentang Shiren ke Chika,  Dito terkejut saat mengetahui bahwa Shiren sedang di rawat di rumah sakit. Ia pun menanyakan dimana rumah sakit tempat Shiren dirawat dan memutuskan akan menjenguk Shiren sepulang sekolah.
            Setiba di rumah sakit Dito langsung menuju ke ruangan Shiren, ia melihat Shiren terbaring lemah di tempat tidur. Ia pun masuk ke ruangan tersebut dan duduk di samping tempat tidur Shiren
“Shiren kumohon bangunlah, aku ingin kita bermain lagi di padang ilalang, ku mohon Shiren ku mohon” ujar dito sambil menahan tangis
Jari tangan Shiren pun bergerak sedikit, Dito menyadari itu.
“Shiren kau sadar?? terima kasih tuhan kau sungguh baik kepadaku”
“Shiren? Shiren kau mendengarku?” ujar dito lagi
“iya..” jawab Shiren dengan suara sangat kecil
“Dito aku ingin ke pantai, bisakah kau mengantarkanku kesana?” tanya Shiren
“apa?? kau baru saja terbangun dari koma Shiren ! sebaiknya kau tetap istirahat disini”
“tidak mau pokoknya aku mau ke pantai titik !” ujar Shiren kesal sambil mencoba untuk mencabut infus yang tergantung
“oke baiklah aku akan turuti maumu tapi aku ingin minta izin sama dokter dan papamu dulu” jawab Dito sambil menahan Shiren.
            Dokter beserta papa Shiren mengizinkannya, Dito sangat terkejut bahwa mereka mengizinkannya. Dito pun dengan segera membawa Shiren ke pantai. Setiba di pantai baru jam 16.30, Dito merasa lega karena ia ingin memperlihatkan sunset lagi ke Shiren. Dito mendorong kursi roda Shiren ke tepi pantai.
“Dito aku masih ingat saat kau memberikan hadiah ulang tahun kepadaku, kau tau? itu adalah hadiah yang paling terindah bagiku” ujar Shiren
matahari pun mulai tenggelam
“kau tau? mengapa aku sangat ingin melihat matahari tenggelam? aku sangat ingin melihatnya karena orang-orang bilang bahwa saat matahari tenggelam akan merubah warna pantai menjadi berwarna merah dan pantai pun menjadi seribu kali lebih indah dibandingkan saat pertama melihatnya, aku sangat berterima kasih kepadamu Dito karena kau telah mengantarkanku  ke pantai ini. Pantai ini aku beri nama ‘PANTAI SHITO’ keren bukan?”
“iya sangat keren” jawab Dito
“Dito sebelum aku meninggal aku ingin bilang sesuatu padamu”
“kau ini bilang apaan sih? kau tidak akan meninggal !”
Shiren menahan rasa sakit di dadanya yang telah ia rasakan dari tadi, ia ingin Dito tidak menyadari itu.
“Dito aku ingin pantai ini menjadi saksi bahwa aku mencintaimu” ujar Shiren
perkataan Shiren itu membuat Dito terkejut, ia tidak menyangka bahwa Shiren akan mengucapkan kata-kata itu duluan.
“apa kau mencintaiku?” tanya Shiren dengan susah payah karena ia tak sanggup lagi menahan rasa sakit di dadanya.
“iya aku juga mencintaimu Shiren, aku sangat mencintaimu, apakah kau tau kapan pertama kali aku jatuh cinta padamu?”
Shiren tak sanggup lagi menahan rasa sakit yang ada di dadanya, bersamaan dengan matahari yang tenggelam ia pun menghembuskan nafas terakhirnya.
“Shiren?” tanya Dito sambil mendorong Shiren untuk lebih dekat dengan pantai. Dito pun tiba-tiba berhenti karena tubuh Shiren akan terjatuh. Dito menahan tubuh Shiren namun tak ada reaksi apapun dari Shiren. Dito pun langsung meletakkan telunjuknya di bawah hidung Shiren. Dito terkejut, karena Shiren tak bernafas lagi.
            Keesokan harinya di pemakaman Shiren, Dito di beritahu oleh papanya Shiren.
“Shiren mengidap penyakit leukimia sejak kecil. Ia tak mau memberi tau kamu karena ia tak mau kamu kasihani. Dia berubah semenjak kamu datang ke dalam kehidupannya, dia menjadi lebih ceria. Aku pikir dia mencintaimu, makanya aku dan dokter sepakat untuk mengizinkan kalian berdua pergi ke pantai karena kami tau bahwa umur Shiren tak lama lagi”.
Dito pun menyesal karena baru mengetahui semua itu. Di hatinya ia mengucapkan “aku sangat mencintaimu, Shiren. Aku akan selalu ingat dengan pantai kita, pantai shito” sambil memandangi papan kuburan Shiren.
“Hidupku harus tetap berjalan meski tanpamu shiren, aku akan menempuh kehidupan dan masalah baruku tanpamu. Ku harap hidupku akan membaik. Ku kan coba untuk mengikhlaskanmu, karena hidupku masih harus terus berjalan”.

RAINBOW :)

Rabu, 08 Desember 2010





Judul: RAINBOW
Tema: Percintaan
Tokoh: andre dan gita

Gita memandangi seorang cowok yang sangat ia cintai sedang bermain basket sendirian di lapangan basket. Ia masih ingat saat Andre mengungkapkan perasaannya di pesta tahun baru bersama tahun lalu. Saat itu andre mangajaknya ke atas gedung sekolah untuk bermain kembang api bersama sahabat22nya, setiba di atas gedung sahabatnya menghilang dan hanya mereka berdua di atas gedung itu. Lalu andre pun mengungkapkan perasaannya ke gita, gita pun menerimanya karena ia juga mencintai andre.
“heii, kok melamun?” tanya andre yang tiba22 berada di depan gita
“lohh kok kamu disini? bukannya tadi lagi main?” tanya gita heran
“makanya jadi orang jangan suka melamun” jawab andre sambil tersenyum dan mengelus kepala cewek yang sangat ia cintai itu.
“aku main lagi ya, kamu mau ikut?”
“gak ahh lagi males main”
andre pun berlari menuju lapangan basket dan mulai bermain kembali. 10 menit kemudian tiba22 hujan turun, andre pun langsung berteduh. gita memandangi hujan dengan penuh minat.
“sayang kita main basket sambil main hujan yuk” ajak gita mengejutkan
“beneran nih? nanti kapten tim basket cewek kalah lohh” ujar andre sambil bercanda
“gak mungkin ! kapten tim basket cowok bakal kalah !” ujar gita sambil mengambil bola di tangan andre dan mendribbelnya, andrepun mengejarnya. Merekapun bermain basket dengan asiknya. Saat hujan mulai mereda mereka berdua terduduk lemah di lapangan basket. Tanpa di sengaja gita melihat pelangi
“wahhh ada pelangi !” ujarnya sambil menuju ke arah tasnya dan mengambil hpnya
“ayo kita berfoto !” ajak gita
“baiklah” jawab andre
mereka pun berfoto, terlihat sangat jelas pelangi yang ada di atas kepala mereka berdua di foto itu. sungguh indah.
“hmmm, bagaimana kalo pelangi ini kita anggap seperti bintang jatuh?”
“wahh ide yang bagus, ayo kita buat sebuah permohonan” jawab gita
“tapi kita buat permohonan kita di bola basket ini, bagaimana?” ujar andre
“good idea !”
merekapun menuliskan permohonan mereka di bola basket tersebut. Gita memohon ‘semoga dia selalu mencintaiku untuk selamanya’ sedangkan Andre memohon ‘aku sangat mencintainya, ku ingin selalu melihat senyumnya’.
“siapa yang menyimpan bola ini?” tanya andre
“aku aja !” ujar gita
“oke baiklah”
merekapun  memutuskan pulang ke rumah karena pakaian mereka sudah basah kuyup. Setiba di rumah gita memandangi wallpaper hpnya, terlihat fotonya dan andre saat ada pelangi tadi.
            hari22pun berlalu, andre dan gita pun masih sering bermain basket bersama. Suatu hari Gita terlihat kebingungan, lalu andre pun bertanya “kamu kelihatan bingung, ada apa gita?” tanya andre cemas
“hmmm, ada seorang cowok mengungkapkan perasaan cintanya padaku. aku bingung mau menjawab apa” jawab gita
“jangan bilang kalo kamu mau nerima dia?”
“ya gak mungkinlah dre, aku kan cintanya sama kamu bukan sama dia”
“ya udah di tolak dong”
“aku sangat ingin menolaknya tapi dia mengancam akan bunuh diri jika aku menolak cintanya”
“hari gini bunuh diri? gak mungkin !”
“tapi bisa aja kan?”
“gak mungkinlah gita, cowok zaman sekarang kalo di tolak cewek ya cari cewek yang lain”
“iyaya?”
“iya lah”
“baiklah aku akan bicara sama dia besok”
            Keesokan harinya, gita menolak cowok tersebut dan cowok itu bilang kalo dia bakal bunuh diri di atas gedung sekolahnya sepulang sekolah. Gita tidak percaya dengan ucapan cowok itu. Sepulang sekolah, andre melihat ada kerumunan orang. Ia pun bertanya “ada apa sih?”
“ada yang mau bunuh diri” jawab seorang cewek
“siapa?” tanya andre penasaran
“kalo gak salah namanya gita kelas 2”
“gitaa??”
andre terkejut mendengar ucapan cewek itu, tanpa basa-basi andre pun berlari ke atas gedung
“ehh salah maksud aku cowok yang di tolak......” ucapan cewek itu terhenti saat tak melihat cowok yang bertanya tadi(andre)
sedangkan gita yang baru melihat kerumunan orang pun kebingungan, ia pun bertanya “ada apa ya?”
“ada yang mau bunuh diri, tuh lihat” jawab seorang cowok sambil menunjuk ke arah orang yang bersiap-siap akan melompat
gita terkejut saat melihat siapa yang akan bunuh diri. Ia pun langsung berlari menuju atas gedung.
            Andre yang baru saja sampai di atas gedung melihat orang yang mau bunuh diri itu(ia menyangka bahwa orang itu adalah gita) melompat ke bawah. Andre pun berlari secepat kilat melewati kerumunan orang yang sedang asik menonton. Tanpa pikir panjang ia pun ikut melompat dan teriak “GITAAAAAAAA !!!!”
Gita yang baru saja tiba melihat cowok yang melompat  ke bawah bukan seperti cowok yang ia tolak melainkan cowok yang ia cintai. Dan saat cowok tersebut teriak namanya ia semakin yakin bahwa cowok yang barusan ia lihat melompat bukanlah cowok yang ia tolak melainkan ANDRE !. Gita pun bertanya “apa yang melompat barusan adalah andre?”
“iya, dia barusan melompat sambil teriak gita. Aku bingung kok dia ikut22an bunuh diri” jawab seseorang
gitapun langsung mencoba untuk berlari tapi ia di hentikan oleh seseorang dari kerumunan. gita hanya terduduk lemah dan menangis sedih.sangat sedih.
            Keesokan harinya di pemakaman andre, gita tak bisa menghentikan tangisnya. Ia tak menyangka kalau andre akan menghilang dari kehidupannya secepat ini. Gitapun memutuskan untuk pulang karena tak sanggup berlama-lama di kuburan andre, tapi saat ia akan pulang ada seorang cewek menghalangi jalannya.
“akulah yang membuat dia melompat” ujar cewek itu membuat gita terkejut
“aku yang telah memberi informasi yang salah kepadanya, aku sungguh tak bermaksud untuk membuatnya bunuh diri.” jelas cewek itu
“apa? aku tak mengerti” ujar gita
“waktu kejadian ada orang bunuh diri, si andre itu nanya sama aku ada apa sih trus aku jawab ada orang yang bunuh diri namanya gita kelas 2. aku baru sadar kalo aku salah ngomong dan langsung mau ngomong yang bener kalo yang bunuh diri itu cowok yang kamu tolak tapi andre sudah gak ada lagi di belakang aku, aku rasa ia sangat mengkhawatirkanmu saat itu.” jelas cewek itu panjang lebar
Gitapun terdiam, ia baru mengerti alasan andre ikut melompat.
“maafkan aku” ujar cewek itu
gita tak menjawab ia langsung berlari ke mobilnya dan pulang. Setiba di rumah ia memutuskan ke taman belakang rumahnya. Di taman belakang rumahnya terdapat lapangan basket, gitapun memutuskan untuk bermain basket. Setiba di taman belakang gita terpanah dengan sebuah benda bulat yang terletak di tengah lapangan basket, benda itu adalah bola basket andre. Gitapun memutuskan untuk bermain dengan bola basketnya. ia bermain dengan sangat galau, bola yang ia shoot tak pernah sekalipun masuk ke dalam ring. Saat kekesalannya memuncak hujan pun turun dengan deras, gita tak memperdulikan hujan itu. Ia tetap bermain dengan gilanya. Saat hujan mulai mereda gita terduduk lelah di lapangan itu, nafas nya sudah gak karuan lagi. Ia sangat kelelahan, lalu ia pun tiduran di atas lapangan basket sambil memandangi langit. Ia tertegun saat melihat pelangi ada tepat di langit atas kepalanya, pelangi itu terlihat sangat jelas.sungguh indah. Gitapun bergumam di dalam hati “setiap kali aku melihat pelangi di langit aku selalu terbayang oleh wajahmu yang selalu tersenyum manis kepadaku, selamat tinggal andre aku akan selalu mengingatmu. Pelangi adalah saksi akan cinta kita, ku beri nama pelangi kita dengan nama RAINBOW of  MY LOVE

                                TAMAT
Made With Love By The Dutch Lady Designs