start and finish

Rabu, 20 November 2013

Pagi yang cerah di ibu kota, 2 anak kecil saling bercanda gurau sambil berjalan menuju sekolah mereka yang berada di dekat rumah mereka. SD Mentari Bangsa merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di Jakarta Selatan.
            “Jaka, kalo kamu besar ntar kamu mau jadi apa?” tanya anak perempuan yang bernama Vanilla
            “hmm, aku mau jadi pilot Van. Kamu?” anak laki-laki bertanya balik
            “wah berarti ntar kamu bawa pesawat dong? Hebat! Aku mau jadi dokter, aku mau menolong orang”
            “Vanilla..kalo kita besar ntar kita masih bisa bermain kayak sekarang nggak ya? Apa kita akan jadi orang yang sibuk seperti orang tuaku?” tanya Jaka
            “Jaka ngomong apasih! Tentu saja kita masih bisa main bercanda kayak sekarang!”
            “janji?” Jaka mengulurkan jari kelingkingnya
            “janji” Vanilla melingkarkan jari kelingkingnya di jari Jaka.

10 tahun kemudian…..
            Vanilla terbangun dari tidur nyenyaknya karena jam alarm yang ada di samping tempat tidurnya berdering sangat kuat
            “dasar alarm sialan!” bentak Vanilla kepada alarmnya
Vanillapun berdiri dan bersiap untuk sekolah. Vanilla berjalan dengan gontai ke kamar mandi. Setelah menyiapkan semua perlengkapan yang akan Vanilla bawa ia pun turun ke bawah dan sarapan.
            “Vani hari ini adalah hari pertama kamu menjadi murid kelas 12, kamu harus fokus belajar ya nak” ujar mamanya
            “iya ma, Vani bakal lebih serius belajar di tahun ini” jawab Vanilla sambil memakan roti coklat kesukaannya.
Tinn!!Tinn!!
            “tuh Jaka udah jemput, sana keluar kasian dia kalo nunggu” ujar mamanya
            “Vani sekolah dulu ya ma!” teriak Vanilla sambil berjalan menuju mobil Jaka
            “Hoi jak! Tumben cepet jemputnya” sapa Vanilla ke Jaka yang duduk di balik setir mobil toyota Rushnya
            “kan udah jadi anak kelas 12 makanya harus rajin dong!” ujar Jaka
            “sok rajin lu jak!”
            “hahaha udah siap buat hari pertama sekolah?!” teriak Jaka
            “Siap!!” sahut Vanilla
Vanilla dan Jakatra merupakan 2 manusia yang mempunyai karakter dan sifat yang bertolak belakang. Vanilla menyukai pelajaran hitung-menghitung sedangkan Jaka pelajaran menghafal, mungkin karena itulah Vanilla masuk jurusan IPA dan Jaka jurusan IPS. Jaka sangat terkenal ramah dan baik sama semua orang dan karena sikap baiknya ia menjadi cowok yang termasuk “The Most Wanted” istilah cowok ganteng yang banyak disukai. Selain sikapnya yang baik, Jaka mempunyai wajah yang ganteng, tubuh tegap dan berkulit putih. Yang paling bikin Jaka jadi terkenal di SMAnya adalah dia merupakan kapten tim basket cowok di sekolahnya. Kepribadian Vanilla bertolak berlakang dengan Jaka, Vanilla tidak terlalu dikenal di SMAnya karena Vanilla sangat sulit untuk bersosialisasi dengan orang yang baru ia kenal walaupun demikian Vanilla sangat ahli dalam bidang akademik. Vanilla selalu mendapatkan rank pertama dikelasnya. Hari ini adalah hari pertama mereka menjadi siswa kelas 12 dan di tahun terakhir pada masa SMA ini mereka sama-sama berharap akan menjadi Tahun yang indah namun harapan manusia tidak selalu sejalan dengan apa yang telah Tuhan rencanakan.
            Setiba di sekolah Vanillapun langsung mencari kelasnya sambil berdoa dapat sekelas lagi dengan Mocha. Mochacino atau mocha adalah sahabatnya dari SMP, Mocha adalah sahabat perempuan Vanilla.
            “dua belas IPA 2” gumam Vanilla saat membaca papan nama kelas yang berada diatas pintu kelasnya
            “please give me unforgettable moments for last year in this school” Vanilla berdoa dalam hati
            “Vani?” seseorang menepuk pundaknya
            “Mocha?”
            “Jangan bilang lo di kelas ini..” ujar Mocha
            “Jangan bilang lo….”
            “ASTAGA DEMI APA KITA SEKELAS MO!” teriak Vanilla tanpa memperdulikan siswa lain menatapnya
            “ASTAGA Vani!! Sial kenapa gue harus sekelas sama lo sih? Tuhan kenapa engkau memberikan hamba cobaan yang berat?” ujar Mocha sambil bergaya sok berdoa
            “hahaha!! dasar lu! Udah yuk cari tempat duduk bentar lagi bel masuk”
Hari pertama pun terlewatkan dengan cukup menyenangkan. Saat pulang sekolah Vanilla dan Mocha berjalan ke gerbang bersama.
            “Vani apa kabar cowok lu yang namanya Jakarta gak jadi itu?” tanya Mocha saat mereka berjalan
            “Jakarta gak jadi? Cowok gue? AH! Jakatra maksud lo? Dia sahabat gue!” jawab Vanilla
            “alah lo berdua sahabatan tapi kayak pacaran tau Van! Tuh liat si Jaka udah nunggu lo tuh di depan gerbang. Emang ada ya sahabat cowok yang seperhatian gitu?”
            “dih!! Dibilangin kami berdua Cuma sahabatan doang” jawab Vanilla sambil menghela nafas udah berapa banyak orang yang nanya-nanyain tentang hubungan gue sama Jaka? Dan gue harus jawab kalo kami cuma sahabatan? Tanya Vanilla dalam hati.
            “yaudah deh gue doain lo berdua cepat jadian. Sono gih samperin Jaka kasian nunggu”
            “lo susah ye dibilangin. Yaudah gue pulang duluan ya mo!” ujar vanilla sambil melambaikan tangan ke sahabatnya
Di mobil Jaka mereka mengobrol
            “Jaka, pernah gak lo berpikir kalo kita ini sangat beruntung?” tanya Vanilla
            “beruntung?” tanya Jaka sambil menaikkan satu alisnya
            Aduh bisa gak sih lo gak naikin alis lo gitu jak! Lo keliatan makin ganteng tau maki Vanilla dalam hati
            “Iya, kita sangat beruntung Jaka. Coba lo lihat anak-anak pengamen jalanan itu, mereka gak seharusnya berada di tempat seperti itu dan bekerja di usia mereka” jawab Vanilla dengan nada sedih
            “Ingin rasanya gue bangun sekolah gratis buat mereka. Gue sering mikir kenapa semakin hari orang-orang semakin gak peduli dengan sesama? Banyak orang yang lupa bahwa banyak orang yang gak seberuntung mereka. Tapi mereka yang beruntung dan hidup layak malah gak bersyukur dan bahkan ada yang berniat buat bunuh diri. Apa mereka semua udah gila ya Jak?” Vanilla menjelaskan dengan panjang lebar.
            “bener juga yang lo omongin Van. Yang bikin gue jijik itu sama cewek yang suka operasi plastik, diet yang berlebihan dan pake komestik yang bener-bener menor. Duh gue geli banget tuh sama cewek yang kayak gitu. Mereka kan udah di kasih karunia sama Allah dengan baik adanya. Kenapa sih mereka mesti ngubah bahkan dengan tindakan yang menurut mereka itu bisa mempercantik mereka tapi malah berdampak sebaliknya. Untung lo cewek yang apa adanya ya Van” ujar Jaka tak kalah panjang
Detak jantung Vanilla meningkat lebih cepat saat mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan oleh sahabat cowoknya itu. Ada apa dengan jantungnya? Kenapa tiba-tiba berdetak sangat cepat? Ini aneh.
            “Oh iya Van..2 hari lagi kan lo ulang Tahun yang ke 17 tuh. Lo mau kado apaan?” tanya Jaka membuyarkan lamunan Vanilla
            “Apa ya? Terserah lo aja deh mau kasih apa”
            “sebenernya gue udah punya kado sih gue lo tapi gue kok kurang yakin sama kado gue ini ya. Menurut gue kado ini biasa-biasa aja gitu kurang berkesan jadi gue nanya sama lo Van ya siapa tau kalo gue beliin sesuatu yang lo mau itu bakal jadi kado yang bagus” jelas Jaka sambil tersenyum menatap dalam mata Vanilla.
            Oh god gue mesti periksa ke dokter jantung secepatnya, kayaknya jantung gue udah gak beres deh suka berdetak lebih cepat ujar Vanilla dalam hati. Setelah sampai di rumah Vanilla, Jaka langsung pulang karena dia ada urusan dengan teman-teman basketnya.
            Hari-hari berlalu dengan baik, Jaka masih menjemput Vanilla dan saat ulangan Tahun ke 17 tahun Jaka memberikan kado yang tak terduga. Jaka memberikan sebuah scrapbook dan video, Vanilla belum sempat melihat scrapbook dan video itu karena tugas yang sangat menumpuk. Vanilla merasa setelah ulang tahunnya Jaka menjadi aneh dan tiap kali ia bertemu Jaka sering menatapnya sangat dalam dan Jantungnya pun akan berdetak sangat cepat. Dan yang lebih anehnya lagi Jaka sering bertanya “Van ada yang mau lo omongin gak?” dengan tatapan seperti menunggu sesuatu, saat menanyakan itu Jaka terlihat seperti menunggu sesuatu yang sangat penting. Tapi apa yang dia tunggu? Vanilla sering berpikir apa dia telah berbuat janji dengan Jaka dan melupakannya? Tapi setelah ia pikirkan dengan matang Vanilla tidak menemukan janji tersebut. Lalu apakah Jaka menunggu seseorang? Tetapi siapa? Dan kenapa Jaka gak pernah cerita ke dia? Dan pada akhirnya Vanilla pun menyerah dengan rasa penasarannya biarlah waktu yang menjawabnya.
            “Vani, jadi nonton pertandingan basket gak? Ada Jaka kan” tanya Mocha
            “nonton dong! Gue udah gak sabar nih liat pertandingannya” sahut Vanilla
            “yuk capcus ke lapangan gue udah gak sabar lihat anak basket dari SMA Harapan nih! Katanya sih yang namanya Coffin ganteng loh Van!” ujar Mocha dengan semangat
Dasar mocha kalo udah berhubungan sama cowok ganteng langsung deh nyambung. Mereka pun menuju ke Lapangan basket ternyata lapangan indoor itu telah di penuhi dengan penonton. Sesaat sebelum memasuki lapangan basket Vanilla melihat Jaka bersama anak cheers dari SMA Harapan. “Jaka sama siapa sih tadi? Kok gue gak kenal sama itu cewek ya?” tanya Vanilla dalam hati
            “woi! Kenapa muka lu cemberut gitu! Mending lo liat Coffin noh di lapangan lagi pemanasan tuh! Gilaaaa Van ternyata yang di bilangin anak-anak bener banget. Dia itu sangat teramat ganteng” sahut Mocha dengan tatapan memujanya ke arah lapangan. Vanilla yang penasaranpun langsung melihat ke lapangan dan ternyata apa yang di katakan oleh Mocha benar, tanpa disengaja Coffin yang sedang melihat ke arah penonton matanya tabrakan dengan Vanilla. Vanilla seperti merasa dejavu saat melihat mata itu, mata itu sepertinya pernah ia lihat tapi dimana? Vanilla tak tau apa jawabannya yang anehnya Coffin malah tersenyum ke arahnya atau mungkin ke arah penonton lain? Vanilla gak mau terlalu kepedean kan bisa aja ternyata Coffin tersenyum ke orang lain dan tanpa pikir panjang diapun menoleh ke arah sekitarnya. Semua orang pada sibuk berbicara dan gak ada yang melihat ke arah lapangan “Dia senyum ke siapa sih?” tanya Vanilla dalam hati
            “Van kok gue ngerasa senyum Coffin tadi itu buat lo ya? Lo kenal dia ya Van?” tanya Mocha yang melihat kejadian tersebut.
            “Ah masa sih? Dia lagi pemanasan mulut kali makanya senyum gitu, gue aja baru pertama kali ketemu dia kok Mo” jawab Vanilla
            “yakali basket ada pemanasan mulut Van. Ada-ada aja lo!” sembur Mocha. Percakapan merekapun terhenti saat mendengarkan pengumuman bahwa pertandingan akan segera di mulai. Merekapun ambil posisi untuk menonton pertandingan ini.
            Pertandingan basket di menangkan oleh SMA Harapan! Vanilla merasa sangat sedih sekaligus aneh dengan sikap Jaka di lapangan. Dia sangat emosian dan sepertinya dia sedang menutupi masalah yang sangat berat. Setelah pertandingan Vanillapun pulang sendiri naik taksi karena Jaka udah pergi entah kemana.
            Keesokan harinya berita yang sangat teramat tak terduga menyambut Vanilla di pagi hari. Vanilla mendapatkan berita bahwa Jaka mengalami kecelakaan mobil dan Jaka tewas di tempat karena tidak menggunakan seatbelt dan dia mengalami tabrakan yang sangat parah. Ini suatu hal yang sangat tak terduga. Setelah mengikuti acara pemakaman Jaka, Vanilla pun mengistirahatkan dirinya. Di kamarnya Vanilla terus menangisi kepergian sahabatnya itu..bisa dibilang entah dari kapan tepatnya Vanilla mulai jatuh cinta kepada Jaka tetapi ia tetap menutupi perasaan itu sebagai rasa sayang kepada sahabat dan hari ini ia sadar ternyata ia mengerti kenapa jantungnya sering berdetak cepat saat dia bersama Jaka, kenapa dia merasa sangat kesal saat ia melihat Jaka bersama cewek lain. Ya Vanilla sadar akan perasaannya di hari dimana cowok yang sangat ia cintai itu pergi untuk selamanya. Perasaan ini sungguh menyakiti hatinya, penyesalan memang selalu terjadi di akhir. Sesaat Vanillapun teringat dengan kado yang Jaka berikan kepadanya untuk ulang tahunnya yang ke 17, Iapun langsung mencari scrapbook dan CD video yang hadiahkan Jaka.
            “hai Van! Ini gue buat videonya pake kamera HP nih, jadi ceritanya di video ini gue ngajak lo buat inget beberapa kenangan kita dari SD sampe SMA ini. Nah! Ini SD kita dulu Van masih inget gak lo dulu kalo kita berdua pernah buat janji di taman ini? Itu janji zaman anak-anak banget ya tapi setiap kali gue inget sama janji itu gue merasa seneng banget loh! Oke sekarang gue udah di gedung SMP kita yang tepat di samping gedung SD, di SMP kita tetap bersama jadi sahabat tapi lo tau gak Van? Saat kelas 3 SMP gue mulai merasakan ada perasaan yang menyelinap di hati gue. Saat itu gue masih gak tau itu perasaan apa hahaha lo inget gak sih lo pernah kecebur di kolam ikan yang di depan kantor ini? Kalo di inget-inget kayak gini jadinya lucu banget ya tapi asal lo tau saat kejadian itu gue bener-bener khawatir sama lo, gue takut ntar lo sakit. Nah ini dia tempat kita sekarang! Haha mulai di SMA ini gue udah ngerti apa perasaan yang datang ke diri gue Van. Ini gedung lapangan basket indoor, tempat ini adalah tempat favorite gue. Kenapa? Karena lo selalu hadir di setiap latihan maupun pertandingan yang gue ikutin disini. Van, lo tau gak? Ternyata gue jatuh cinta sama sahabat gue sendiri. Iya orang itu kamu Vanilla, kamu mau gak jadi pacar aku Van? Kamu bisa kasih jawabannya kapan aja gak harus cepat kok Van. Dan kalo kamu nolak aku, kita tetap jadi sahabat aku ya! Happy sweet 17 my Vanilla”

Itulah perkataan Jaka yang ada di videonya, Vanilla sangat menyesal baru memutar video itu. Tetapi Vanilla telah bertekad dia bisa menangis sepuasnya hari ini tetapi di hari berikutnya dia gak mau menangis dengan alasan yang sama. Mungkin ini sudah takdir yang di buat oleh Tuhan dan yang harus kita ketahui adalah setiap pertemuan akan berakhir dengan sebuah perpisahan.

1 komentar :

Lan mengatakan...

nice! your blog is ery lovely and interesting im glad if you visit my blog, too <3 keep in touch!

xx
beauthi.blogspot.com

Made With Love By The Dutch Lady Designs